Surak Ibra
Boboyongan
dengan nama lain Surak Ibra, diciptakan oleh Rd. Djadjadiwangsa putera
Rd. Wangsa Muhammad (Pangeran Papak) pada tahun 1910 di Kampung
Sindangsari Desa Cinunuk Kecamatan Wanaraja. Kesenian ini menggambarkan
keinginan masyarakat untuk mempunyai pemerintah dan pemimpin sendiri,
dengan semangat kebersamaan untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan
antara pemerintah dan masyarakat.
Kesenian ini didukung
oleh 40 sampai 100 orang pemain, dengan alat kesenian yang digunakan
seperti kendang penca, angklung, dog-dog, kentongan dan lain-lain.
Kesenian ini juga berupa sindiran/protes terhadap pemerintahan Belanda
yang bertindak sewenang-wenang terhadap masyarakat pribumi.
Waditra yang dipergunakan adalah :
- 2 (dua﴿ obor dari bambu.
- Seperangkat gendang Pencak / lebih.
- Seperangkat Dogdog / lebih.
- Beberapa buah Angklung / lebih.
- Beberapa Keprak / lebih.
- Beberapa Kentongan Bambu.
- Waditra atau instrument perkusi lain yang diperlukan.
Sumber :
http://www.garutkab.go.id/statics/detail/khas_seni_tradisional/
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbbandung/2015/05/29/kesenian-tradisional-kabupaten-garut/
No comments:
Post a Comment