Tari Dogdog Lojor
Dodog Lojor adalah salah satu kesenian tradisional orang Sunda yang
memperpadukan antara seni gerak dan vokal yang syair-syairnya bersifat
lelucon. Nama dogdog lojor sendiri diambil dari alat musik yang
digunakan, yaitu dogdog karena jika dipukul mengeluarkan bunyi “dog”.
Dan, karena dogdog pada umumnya berbentuk lojor (panjang), maka
keseniannya disebut sebagai “dogdog lojor”.
Pada masa lampau dogdog lojor merupakan pelengkap upacara adat, seperti
upacara: sesudah panen, ngalaksa, seren taun, dan ngaruat. Namun
demikian, manakala ada kenduri khitanan dan perkawinan biasanya (tanpa
diundang) para pemain dogdog lojor tampil dengan berpakaian khasnya,
yaitu baju kampret dan celana pangsi berwarna hitam. Mereka berjalan
mengelilingi rumah si empunya hajat tiga kali sambil memukul dogdog dan
membunyikan angklung. Setelah mengelilingi rumah milik si empunya hajat,
mereka pergi menuju rumah-rumah lainnya sambil tetap membunyikan
alat-alat yang dibawanya. Setelah semua rumah-rumah penduduk
dikelilingi, maka orang yang membawa dogdog lojor dan angklung datang
kembali ke tempat rumah yang punya hajat. Di sana mereka diberi makanan
dan minuman oleh yang punya hajat. Selesai makan, mereka pergi
berkeliling lagi sambil men-dogdog dan meng-angklung. Ini merupakan
pemberitahuan kepada masyarakat bahwa di kampung itu ada yang mengadakan
selamatan, baik itu berupa khitanan atau pernikahan dan sekaligus
memohon doa restu agar hajatan dapat berjalan dengan selamat.
Peralatan
Ada beberapa peralatan yang digunakan dalam permainan dogdog lojor,
yaitu: dogdog lojor 2 buah, angklung buhun 4 buah, gendang 1 buah, goong
1 buah, kecrek; dan kecapi 1 buah.
Dogdog lojor dibuat dari pohon pinang atau bambu besar (awi gombong)
yang panjangnya kurang lebih 1,24 cm; lubang belakang dengan garis
tengah 15 cm; lubang muka dengan garis tengah 20 cm, ditutup oleh kulit
kambing atau kulit biri-biri. Untuk mengikat kulit agar tidak lepas
diperlukan rarawat atau tali rotan dan memakai pasak. Pasak juga
berfungsi sebagai pengatur bunyi atau suara dogdog. Fungsi dogdog
sebagai komando baik kepada para nayaga maupun pemainnya.
Angklung dibuat dari ruas bambu, baik jenis bambu wulung atau bambu
jenis temen; bahan pelengkap lainnya, yaitu rotan sebagai pengikat
bambu, kain atau daun pelas sebagai penghias angklung. Fungsi angklung
adalah untuk memberikan irama kepada bunyi dogdog.
Gendang dibuat dari bahan kayu nangka, kayu rambutan, kayu mahoni.
Sebagai penutup kedua lubang gendang adalah kulit kambing atau kulit
sapi. Untuk mengikat kulit tersebut digunakan rarawat dan simpay dari
rotan serta wengku (pengikat) gendang yang dibuat dari bambu atau rotan.
Fungsinya untuk membawa ritme, mengatur lagu (menaik-turunkan dan
memberhentikan lagu).
Goong atau kempul dibuat dari besi atau perunggu, berbentuk bulat
cekung. Fungsinya untuk menambahkan keserasian terhadap bunyi gendang
dan lagu. Kecrek yang dibuat dari lempengen besi untuk menambahkan
semarak dalam tetabuhan tersebut. Kecapi adalah waditra yang bersenar
yang terdiri atas 7 sampai dengan 26 utas kawat, dengan resonator dari
kayu dan cara memainkannya dipetik. Fungsinya adalah sebagai pembawa
melodi atau pengiring lagu.
Pemain dan Kostum
Jumlah keseluruhan pemain dogdog lojor berkisar 18-20 orang. Mereka
terdiri atas: penabuh waditra atau nayaga, penari, juru kawih ala beluk
dan juru kawih perempuan. Sebagai catatan, pada masa lalu dogdog lojor
diperankan oleh laki-laki. Akan tetapi, sekarang para perempuan juga
berperan dalam permainan tersebut.
Adapun kostum yang dikenakan adalah sebagai berikut. Pembawa dogdog
lojor berbaju kampret dan celana pangsi atau cenala sontog (berwarna
hitam), ikat pinggang atau selendang (untuk memakai kain sarung), dan
tudung ikat kepala gaya barangbang semplak. Pembawa angklung sama
pakaiannya seperti pemain dogdog lojor, hanya warnanya berbeda; pemain
angklung mengenakan baju kampret berwarna kuning dan pakaian bagian
bawahnya/pangsi berwarna hitam. Adakalanya antara baju dan celana sama
warnanya, hitam-hitam, atau kuning-kuning. Para nayaga pun berpakaian
sama dengan para pemain angklung dan juru kawih ala beluk. Hanya, juru
kawih perempuan mengenakan kain kebaya sesuai dengan pakaian adat
Priangan. Para penari perempuan berpakaian seperti pemain dogdog lojor,
yaitu baju kampret celana pangsi berwarna hitam. Dengan pakaian itu
lebih leluasa, karena gerakan-gerakannya menyerupai jurus-jurus silat.
Jalannya Permainan
Setelah semua pemain dogdog lojor siap, maka yang pertama kali ditabuh
adalah goong (tiga kali). Kemudian, disusul oleh bunyi gendang untuk
menandakan permainan akan segera dimulai. Tidak lama kemudian, masuklah
iringan yang terdiri dari 2 orang pemegang dogdog lojor dan 4 orang
penabuh atau pembawa angklung ke tempat arena pementasan sambil berjalan
berjingkat-jingkat dan menari sambil menggerakkan anggota badan
mengikuti suara alat yang mereka tabuh. Selesai mengelilingi arena
pementasan sebanyak 1-2 putaran mereka duduk/bersila, kemudian “Kidung”
ditembangkan oleh juru kawin perempuan dengan diiringi kecapi dan
gendang, serta goong. Adakalanya penembang kidung dibawakan oleh pemain
dogdog lojor atau pemain angklung.
Sebagai catatan, isi kidung dapat dikembangkan sesuai dengan situasi. Berikut ini adalah salah satu contoh kidung pembukaan.
Bismillah ngawitan ngidung
Nyebat asmaning Alloh
Neda rakhmat hidayahna
Ginuluran nu utami
Tebihkeun lara tunggara
Salamet sawargi-wargi
Sim abdi unjuk pihatur
Bilih kirang sihaksami
Hapunten sateuacanna
Tangtos kirang tata-titi
Dina sagala rupina
Tebih pisan ti utami
Ngiring sambung tumalapung
Dina pagelaran seni
Budaya Banten Selatan
Nu mangrupi dogdog lojor
Dipirig tepak kendangna
Dijentrengan ku kacapi
Amin yaa robbal alamin
Mugi Gusti nangtayungan
Kemudian, dilanjutkan dengan sebuah kawih yang isinya tentang dogdog
lojor atau mengenai apa yang sedang dipagelarkannya. Kawih tentang
dogdog lojor adalah
“Kawih Salaka Domas”
Dogdog-dogdog lojor seni buhun ti baheula 2x
Kudu dipiara dirawat ku urang Sunda 2x
Seni ti karuhun 2x
Omat tong dimomorekeun 2x
Hayu urang jungjung tradisi budaya Banten 2x
Neda dihapunten tangtos kirang ti utami 2x
Ieu dogdog lojor raehan mangsa kiwari 2x
Tah, mung sakitu ti rombongan dogdog lojor 2x
Kanca mitra Lebak nyanggakeun wilujeng tepang 2x
Bersamaan dengan usianya kawih yang ditembangkan, para pemain menabuh
dogdog lojor sambil menyusun barisan menjadi dua group yang akan memulai
permainannya.
Unsur mengadu kekuatan terdiri dari adu: kepala, pundak, kaki, pantat,
dan engkle Selesai mengadu kekuatan, kemudian mereka memberi kesan
seolah-olah permainan usai. Mereka berpura-pura hendak pulang; tapi
sebenarnya menjemput 4 orang puteri untuk dibawa ke arena. Kemudian
ke-4 puteri tersebut menari-nari di arena. Dan, dengan selesainya tarian
mereka, maka berakhirlah permainan dogdog lojor. (pepeng)
Sumber :
Sariyun, Yugo, dkk,. 1992. Nilai Budaya Dalam Permainan Rakyat Jawa Barat. Bandung: Depdikbud.
http://uun-halimah.blogspot.co.id/2012/02/dogdog-lojor.html
http://wisatadanbudaya.blogspot.co.id/2009/09/kesenian-dogdog-lojor.html
No comments:
Post a Comment