Batik Garutan
Sejarah Batik Garut berasal dari warisan nenek moyang, yang berlangsung
secara turun temurun, dan telah berkembang cukup lama sebelum masa
kemerdekaan Indonesia. Hingga pada tahun 1945 Batik Garut semakin
populer dengan sebutan Batik Tulis Garutan, yang mengalami masa kejayaan
antara tahun 1967 – 1985. Namun karena keterbatasan bahan, dan modal
serta lemahnya startergi pemasaran yang diterapkan, maka para penerus
generasi dari Batik Garut mengalami penurunan. Karena adanya persaingan
yang cukup hebat dari produsen batik lain yang menggunakan teknik lebih
modern seperti mesin printing dalam pembuatannya.
Namun seni batik tetap tumbuh “subur” di
Indonesia dan dikenal oleh seluruh lapisan dan kalangan, jika anda
perhatikan tidak ada perubahan yang mencolok antara produk batik
terdahulu dengan yang ada pada saat ini, karena pemilihan bahan, corak
dan cara pembuatannya masih menggunakan “resep” yang digunakan oleh
pembatik jaman dahulu, karena “resep” yang cukup simple maka batik
menjadi seni dan kerajinan yang mudah untuk dipelajari oleh banyak
orang. Hanya mungkin sedikit diperlukan ketelitian, kesabaran dan
kreatfitas untuk menghasilkan batik yang mempunyai kualitas baik.
Batik garutan umumnya digunakan untuk
kain sinjang, namun berfungsi juga untuk memenuhi kebutuhan sandang dan
lainnya. Bentuk motif batik Garut merupakan cerminan dari kehidupan
sosial budaya, falsafah hiup, dan adat istiadat orang Sunda. Motif-motif
batik Garut dihadirkan berbentuk geometrik sebagai ciri khas ragam
hiasnya, selain itu bermotif flora dan fauna. Bentuk geometrik umumnya
mengarah ke garis diagonal dan bentuk kawung atau belah ketupat.
Warnanya diominasi oleh warna krem dipadukan dengan warna-warna cerah
lainnya yang merupakan karakteristik khas batik garutan. Saat ini
pengolahan batik garutan terkonsentrasi di Garut kota.
Garut memiliki motif batik yang khas dan menjadi khas dari daerah ini,
Motif batik Garut banyak diinspirasi dari khas daerahnya baik fauna
maupun flora. Namun adapula yang dipengaruhi oleh motif batik daerah
Solo dan Yogya, yakni motif lereng atau parang. Sedangkan dari segi
warna, batik garut memilih warna gumading atau warna putih
kekuning-kuningan menjadi warna khas latar batik garut. Selain warna
tersebut warna-warna latar lain pun jadi latar batik garut, diantaranya
warna biru tua dan merah tua. Warna kuning gumading garut lebih cerah
jika dibandingkan dengan warna kuning gumading Cirebon.
Beberapa Motif khas garut diantaranya :
Merak Ngibing, Limar Eneng Segi Dodol, Kembang dan Kalajengking, Lereng
Kecil, Parang, Rotan Matahari, Domba Garut
Batik garut ini bisa ditemukan di daerah sekitar Propinsi Jawa Barat,
namun tidak semua wilayah kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang menjual
batik motif dari garut ini.
Sumber :
http://batik.or.id/sejarah-batik-garutan/
http://www.budayaindonesia.net/2013/08/uninknya-batik-garut.html
No comments:
Post a Comment